Tingkatkan Mutu Pendidikan, MKKS SMP dan Dinas Pendidikan Tanjab Timur Adakan Rapat Koordinasi

Tanjab Timur - Selama siswa belajar dari rumah tentu hasilnya tidak seutuh belajar tatap muka. Mengingat tidak semua orangtua memiliki kecakapan mendampingi anak.
Melalui musyawarah kerja kepala sekolah atau MKKS SMP, Dinas Pendidikan Kab. Tanjung Jabung Timur mengajak diskusi seluruh kepala sekolah yang berada di daerah tersebut untuk membahas isu pendidikan akibat pandemi.
“Salah satu fokus kita adalah menghadapi learning loss atau hilangnya ketercapaian belajar siswa,” ucap Drs. Junaedi Rahmad, MH, Kepala Dinas Pendidikan Tanjab Timur, Rabu, (23/6).
Junaedi berharap kepala sekolah terus memberikan pelayanan pendidikan terutama pembelajaran bagi siswa.
Pihaknya meminta Kepala sekolah memastikan guru mengajar dengan baik, daring maupun luring maupun diantara keduanya, yaitu blended learning.
“Dinas Pendidikan Kab. Tanjab Timur mengajak kepala sekolah untuk bersama-sama memiliki program untuk mengatasi hal tersebut,” tambahnya.
Salah satu solusi yang ditawarkan Junaedi adalah mengadakan tes awal jika siswa diizinkan kembali masuk kelas.
“Istilahnya kita mengadakan pre-test kepada siswa terlebih dahulu, setelah tahu hasilnya, kemudian kita membuat langkah-langkah bagi siswa yang tertinggal tadi, sambil kita menunggu perkembangan Covid-19,” ujarnya.
Koordinator Tanoto Foundation Provinsi Jambi Medi Yusva menyebut kegiatan pembelajaran siswa baik yang sudah melaksanakan tatap muka terbatas maupun belajar dari rumah tetap memerlukan perhatian semua pihak.
“Terutama untuk siswa kelas awal,” katanya.
Medi berharap ketika sudah diperbolehkan tatap muka terbatas guru tetap mengajar melalui salah satu pembelajaran aktif MIKiR atau mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi yang dikembangkan oleh Program PINTAR Tanoto Foundation.
Selain itu guru juga harus terus mengembangkan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir produktif, imajinatif, dan terbuka.
“Agar siswa tetap mendapatkan pembelajaran utuh dan bermakna untuk mengejar ketertinggalan siswa dalam belajar,” ujarnya.
Selain itu Medi berharap kepala sekolah dan guru harus tetap berkoordinasi dan komunikasi dengan orangtua siswa terkait dengan pembelajaran.
“Bisa melalui grup WhatsApp atau zoom jika kondisinya tidak memungkinkan untuk tatap muka,” tukasnya.
Hal tersebut merupakan langkah awal dalam memberikan informasi kepada orangtua mengenai apa yang akan menjadi kebijakan sekolah nantinya.
“Untuk membuka kembali sekolah tatap muka terbatas tetap perlu koordinasi yang matang antara Dinas Pendidikan bersama orangtua siswa dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat,” pungkasnya.